Rabu, 28 September 2011

Renungan, 28 September 2011

Stop Sandiwara Rohani

Perikop hari ini mengontraskan keadaan moral bangsa Israel dengan sandiwara ritual keagamaan yang mereka mainkan. Perhatikanlah bahwa di awal seruan ini pemimpin maupun rakyat Israel diidentikkan dengan pemimpin Sodom dan rakyat Gomora. Menyambung pembahasan renungan kemarin, ini artinya sebenarnya moralitas dan perilaku mereka sudah memberikan Tuhan alasan yang lebih dari cukup untuk membinasakan mereka. Bahwa mereka masih bertahan dan masih ada sebagai satu bangsa, itu semata-mata karena kemurahan Tuhan, bukan karena kebaikan mereka.

Ironisnya, orang-orang ini tidak menyadari bahwa hidup mereka tidak berkenan kepada Tuhan. Mereka merasa hubungan mereka dengan Tuhan baik-baik saja karena mereka masih melakukan ritual yang Tuhan minta. Bisa jadi mereka cukup giat dan mengeluarkan banyak uang untuk ritual ini. Giatnya mereka dan persembahan itu dipandang memadai untuk memuaskan Tuhan. Sepertinya bukan Tuhan yang mereka coba puaskan, tetapi rasa bersalah yang ada dalam diri mereka. Dengan perayaan dan persembahan itu, mereka mencoba membeli rasa tenang dalam hidup sehingga mereka bebas melakukan apa yang mereka mau.
Tuhan berpandangan lain. Ia menantang bangsa Israel untuk mengalihkan ibadah mereka dari upaya menenangkan diri sendiri menjadi sungguh-sungguh untuk menyenangkan hati TUHAN dan melakukan apa yang Tuhan kehendaki: bukan ritual-ritual keagamaan melainkan tindakan nyata kepada sesama, kontribusi nyata dalam kehidupan bermasyarakat (16-17).

Mari jujur kepada diri sendiri. Apakah sikap ibadah kita selama ini murni untuk menyembah Tuhan? Kalau ya, pasti ujud luarnya adalah kasih dan keadilan bagi sesama! Namun, kalau kita melakukan semua ibadah itu hanya agar merasa tenang, bebas dari rasa bersalah tak heran ibadah kita hanya sebatas ritual semata, tidak membuahkan hidup yang menjadi berkat buat sesama. Kalau demikian, Tuhan menantang kita hari ini: bertobatlah!

0 komentar:

Posting Komentar