Jumat, 23 September 2011

Renungan, 23 September 2011

Undangan Hikmat

Narator dalam ayat 1-3 memperkenalkan Hikmat yang berseru-seru di tempat yang tinggi, di tepi jalan, di persimpangan jalan, dan di pintu gerbang. Ini berarti suara Hikmat dapat didengar oleh orang-orang yang lalu lalang karena ia ada di tempat tinggi. Banyak orang yang akan mendengar dia karena dia ada dipersimpangan jalan dan di pintu gerbang kota yang merupakan pusat segala kegiatan. Dari apa yang dinyatakan, kita dapat melihat bahwa Hikmat yang dimaksud ternyata merupakan personifikasi.

Hikmat berseru kepada para anak muda yang tidak berpengalaman (4-5), karena mereka berada di persimpangan jalan. Hikmat memperkenalkan dirinya sebagai pribadi yang mengatakan kebenaran, keadilan, yang tidak belat belit, dan yang lurus. Dia menjauhi kefasikan dan apa yang serong. Seharusnya dirinya diterima lebih dari perak dan emas pilihan, bahkan permata (10-11).

Hikmat kemudian berkata bahwa ia tinggal dengan kecerdasan serta memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan (12). Orang yang takut akan Tuhan (yaitu mereka yang berhikmat, bnd. 1:7) adalah orang yang membenci kejahatan dan tipu muslihat (13). Pada Hikmat terdapat nasihat dan pertimbangan, pengertian dan kekuatan. Hikmat juga mempunyai relasi dengan para raja dan penguasa (15-16). Ia tidak sulit dicari dan orang yang tekun pasti akan mendapatkannya karena ia mengasihi orang yang mengasihi dia (17). Supaya para anak muda tergerak untuk tekun mencarinya, Hikmat mengingatkan para pendengarnya bahwa ada upah yang luar biasa bagi mereka yang memiliki relasi dengannya, yaitu kekayaan dan kehormatan dan keadilan (18). Hasil dari menjadi bijaksana adalah buah yang lebih berharga dari emas, karena mereka yang mencari hikmat akan mendapat banyak kekayaan (21).

Marilah kita menyadari bahwa begitu pentingnya kita mempunyai relasi dengan Hikmat. Bahkan kita harus mementingkan hikmat lebih daripada emas dan perak. Hanya mereka yang memilih Hikmat yang akan berhasil dalam hidup ini.

0 komentar:

Posting Komentar